Jumat, 20 Desember 2019

Perjalanan Awal ke Mesir - Bagian ke-1-


16 Juli 2019,
Pertengahan bulan ini menjadi awal sejarah hidup saya menuju Luar Negeri. Qodarullah kedua orang tua saya telah mengizinkan untuk mengikuti Sandwich Program Mesir di kota Cairo Selama dua bulan, yang sebelumnya salah satu kedua orang tua saya (yakni Bapak) tidak memberi restu dengan alasan bisa jadi karena biaya yang terlalu besar. Beliau berfikir dengan uang kurang lebih Lima belas juta rupiah kita dapat membiyai hidup selama satu tahun, dan mempelajari Bahasa arab tidak perlu harus jauh-jauh ke Mesir, cukup dengan sungguh-sungguh mempelajari Bahasa dari guru-guru dan para ustadz yang ada di Indonesia saja.
Sekilas saya sangat setuju dengan alasan itu, Alhamdullillah hati sudah  mulai tenang dengan penolakan salah satu orang tua terhadap keinginan saya untuk pergi ke Mesir. Namun saya terus berusaha membuat kode-kode keras kepada kakak-kakak saya untuk membujuk Bapak, dan atas izin Allah kedua orang tua saya mengizinkan hal tersebut.
Tidak sengaja pernah saya membaca dua buah buku yang salah satunya adalah kitabul ta’lim muta’allim yang isinya adalah: bahwa kita jangan pernah khawatirkan masalah biaya untuk menuntut ilmu. Apalagi ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu agama Islam, yang dapat membantu memahami lebih jauh mengenai agama Islam. Semuanya telah dijamin oleh Allah SWT. Tugas kita hanyalah berusaha, berdoa dan bertawakal.
Maka kurang lebih 3 bulan saya mempersiapkan perihal segala macam yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan menunju Mesir sambil menunggu kepastian perizinan orang tua tadi, karena sebenarnya teman-teman saya yang lainnya sudah mempersiapkan segala kebutuhannya 2 minggu sebelum saya mendaftarkan diri, itu pun menggantikan posisi ahmad yang mengundurkan diri dari program ini, entah apa alasannya.. Baik itu Paspor yang harus saya buat ke kota tetangga, yaa karena di Kota Bogor tidak mendapatkan kuota, seperti halnya di Kota Bandung. Untuk mempercepat proses pembuatan Paspor dengan terpaksa dan senang hati saya pergi ke Tasikmalaya (Bersama Gilang, Fara dan Ajeng). Pembuatan Paspor menggunakan Uang Tabungan sendiri dengan harga 550 rb (kalo ndak salah). Dengan proses kurang lebih 1 minggu langsung di kirim ke kota Bandung (karena saya menggunakan jasa kantor POS). biasanya paspor akan jadi selama 3 hari kerja. Selain itu, mengenai perizinan ke Fakultas di kampus UPI pun FPIPS harus segera di selesaikan, termasuk ke Dirmawa dan mengajukan permohonan dana ke WR dan Retor UPI. Hal lainnya adalah bahwa kita juga harus segera mendapatkan Visa yang sebelumnya harus mendapatkan Calling Visa dari Ma’had Muallimil Quran (lokasi yang akan kita tuju di Mesir) dan KBRI Indonesia yang ada di Mesir. Harga visa kira-kira sebesar 90 US Dolar. Alhamdulillah kita mendapatkan jatah selama 90 hari, padalah kita hanya mengajukan selama 60 hari atau 2 bulan saja, dan Visa ini pun menggunakan uang saya, disertai uang kas Peserta Snadwich maka menghabiskan dana 1.300.000.
16 Juli 2019 pukul 17.00 saya berangkat dari rumah menuju bandara Soekarno-Hatta, Terminal 3 pintu ke-3, menghabiskan waktu 3 jam, sekitar pukul 20 kurang 15 menit saya sudah sampai di Bandara. Gilang menjemput saya dengan berlari,. Keluarga saya pun langsung pulang.
Yaa kami lanjut dengan persiapan-persiapan chek-in pesawat, nimbang berat koper untuk di Bagasi, pertama kali masuk bandara, wkwkw, proses pengecekannya juga mantap…. dll. Jumlah kami 31 orang,. 20 orang mahasiswa UPI (8 IPAI dan 12 PBA) 3 orang Mahasiswa PBA Universitas Malang, dan 8 orang Dosen dan Guru. Jumlah yang banyak ini banyak menyita waktu juga, namun Alhamdulillah tepat pada waktunya 00.40 tanggal 17 Juli 2019 kami siap Take Off Pesawat dari Jakarta menuju Bandara Transit di Abu Dhabi. Perjalanan awal kami 8 jam, dengan konsumsi roti dan yang kedua telur + sosis. Kami menunggu selama 4 Jam di Abu Dhabi untuk melanjutkan perjalanan menuju Kairo. Di jadwal kami melihat 08.40, namun terjadi keterlambatan. Perbedaan waktu Indonesia dan Abu Dhabi adalah 3 Jam.


ini peta Guys,,. Segitula perjalanan pesawat kami....



Mulai sekarang Kita akan bicara waktu di Timur Tengah, 09.55 kita berangkat ke Bandara Cairo, dan sampai di cairo pukul 11.55, perjalanan kami kurang lebih 2 jam. Kemudian turun lalu menunggu Koper masing-masing , lumayan Lamaaa menunggu koper. Menunggu itu beraaaaaat .
Yaaaa.. kami lanjut chek-out. Dan kami sudah di tunggu oleh pihak dari KBRI, yakni pak Topik. Dan kami tak di cek lagi koper dll karena ada jalur khusushon.. heheheh.
Lalu kami naik bis yang sudah disediakan, dan langsung menuju kota Giza ke Ma’had Muallimil Quranul Kariem,. Perjalanan kurang lebih 40 menitan. Yaaa diperjalanan kami disuguhkan oleh pemandangan padang pasir nan tandus serta bangunan-bangunan khas Mesir,. Dan kami beli makanan Kozin yakni semacam macaroni basah pakai daging.
Setelah tiba di Ma’had, luar biasa suguhan dan sambutan Prof. Dawood… koper-koper kami semuanya dibawakan oleh orang-orang yang bertugas di Ma’Had, dan setelah duduk berkumpul kami dusuguhkan buah anggur (per orangnya 1 tangkai <saranggeuy mun ceuk sunda> ). Waaah tak terbayang pokoknya, hehehe..
Lalu kami menuju kamar tidur, untuk putri berada di lantai 4, putra di lantai 5, dan para dosen guru berada di lantai 6. Sore hari kami makan dengan nasi dan daging ayam, dan setelah Isya kami dianterin makanan Alkhubzu billaban, sesuai Namanya yaitu Nasi pakai susu, manisssss,… sebagai temennya ada semacam kerupuk udang gitu deh..
Kami akan mulai pembukaan pembelajaran di Ma’had ini pada hari sabtu tanggal 20 Juli. Sehingga di tanggal 18 dan 19 Juli 2019 kami mengagendakan untuk Jelajah Negeri Anbiya ini – Citi Tours Cairo.
Adapun destinasi atau tujuannya di tanggal 18 Juli 2019 yaitu: ke Pyramids, sphinx, Panorama Pyramids, Papyrus Institute, Masjid Amr bin Ash, Berziarah ke Maqam Sayyidah Nafisah, Maqam Sayyidah Sakinah, Maqam Sayyidah Ruqoyyah, Maqam Ibnu Sirin, Maqam Imam Asy-Syafi’I, Maqam Imam Waqi’, Maqam Imam Al-Laity, Maqam Ibnu Hajar Al-Asqalany, Maqam sahabat Uqbah bin Amir, Maqam Rabi’ah al Adawiyah, Junun Al-Misry, Maqam Ibnu Athoilah Assakandari, Maqam Syeikh Asrof Arrifa’i Al husainy, Maqam Syeikh Taqiyudin, tempat berkholwat Sayyidah Nafisah, dan Maqam Abi Zamroh.
Naaaah tgl 18 Juli kami telah mengunjungi lokasi-lokasi yang telah disebutkan diatas. Namun beberapa destinasi tidak kami datangi karena keterlambatan keberangkatan yang sehaarusnya pukul 09.00, tapi 09.30 masih belum berangkat, karena apa? Yaa perempuan yang lamaaaa, katanya sih mau memboikot untuk tidak ikut karena ongkosnya lumayan (460 Juneh). Tapi akhirnya pada ikut semuanyaaa,, yaaa rugi-rugi mayaaaan.. suatu kekecewaan sih karena tak bisa ke maqam rabiah al adawiyah salah satu seorang shufi, maqam sayyidah ruqoyyah dan beberapa maqam lainnya. Hemmmmmmmmmmmmm… lumayan lah, pertama kali ke mesir dan peratama kali pula ke tempat-tempat bersejarah seperti itu. Yang tak habis pikir mah, maqam-maqam para sahabat rasul, ulama-ulama dan waliyullah di sini tak seperti di Indonesia yang lokasinya di khususkan untuk tempat ziarah dan dibagus-baguskan bahkan numpuk sekali pengunjung yang datang, bahkan di Indonesia ramai sekali dengan orang-orang yang berjualan dan yang meminta-minta (pengalaman ziarah ke wali songo sama KMNU UPI, hehehe). Disini maqam biasa saja, namun tetap dijaga sebagai perlindungan dari orang-orang jahil dan binatang buas (terutama anjing,. mmmm disini juga banyak anjing). Yaa sih maqam yang kami kunjungi mah rapih, bahkan ada sekalian sama masjidnya yang amat bagus dan megah arsiteknya, karena sejarahnya nyambung sama masjid-masjid zaman turkey utsmani. Yang menjadi ganjalan mah ketika liat maqam imam Waqi (gurunya imam syafii). Maqamnya dipinggir jalan trus lokasi tidak terawatt, banyak lalat dan deket sampah… hemmm ziarah jadi tidak nyaman, mungkin budaya mesir disini tak seperti di Indonesia yang  hobi ziarah-ziarah kubur… malahan yang ramai itu tempat-tempat wisata…  penyesalan selanjutnya adalah ketika kita tak bisa masuk melihat maqam imam asyafii karena masjidnya sedang di renovasi dari 3 tahun terakhir. (posisi maqam ada di dalam masjid).

19 Juli 2019.
Hemmmm jumat ini ternyata saya nganggur, karena tak ada kegiatan rekreasi sesuai perencanaan awal. Yang ada hanya sebagian orang yang pergi ke kampus al azhar untuk mengonfirmasi kegiatan KKN. (karena kita ke sini juga sekalian KKN) heheh…. Yaaa karena saya tak punya kepentingan ke al azhar akhirnya berdiam diri di mahad muallimil quran.
Yang menakjubkan adalah pertama kali juga shalat jumat di mesir, heheh awal-awal saya mendengar bacaan mujawwaz Quran dari masjid terdekat (seperti di Indonesia). Namun yang menarik adalah ternyata di sini baca Qurannya live. Kami di suguhkan bacaan-bacaan dengan berbagai lagam gituuuu.. hemmmm. Dan yang sudah kita ketahui adalah bahwa khutbahnya full pakai Bahasa arab. Hahaha iyalah karena di mesir.



naaaaaaa,.. segitu dulu deh ceritanya ya.
belum sempet ngelanjutin nih.... wkwkwk,, maklum, banyak tugas (alasaaaaaaan Guys).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar