16
Juli 2019,
Pertengahan
bulan ini menjadi awal sejarah hidup saya menuju Luar Negeri. Qodarullah kedua
orang tua saya telah mengizinkan untuk mengikuti Sandwich Program Mesir
di kota Cairo Selama dua bulan, yang sebelumnya salah satu kedua orang tua saya
(yakni Bapak) tidak memberi restu dengan alasan bisa jadi karena biaya yang
terlalu besar. Beliau berfikir dengan uang kurang lebih Lima belas juta rupiah
kita dapat membiyai hidup selama satu tahun, dan mempelajari Bahasa arab tidak
perlu harus jauh-jauh ke Mesir, cukup dengan sungguh-sungguh mempelajari Bahasa
dari guru-guru dan para ustadz yang ada di Indonesia saja.
Sekilas
saya sangat setuju dengan alasan itu, Alhamdullillah hati sudah mulai tenang dengan penolakan salah satu
orang tua terhadap keinginan saya untuk pergi ke Mesir. Namun saya terus
berusaha membuat kode-kode keras kepada kakak-kakak saya untuk membujuk Bapak,
dan atas izin Allah kedua orang tua saya mengizinkan hal tersebut.
Tidak
sengaja pernah saya membaca dua buah buku yang salah satunya adalah kitabul
ta’lim muta’allim yang isinya adalah: bahwa kita jangan pernah khawatirkan
masalah biaya untuk menuntut ilmu. Apalagi ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu
agama Islam, yang dapat membantu memahami lebih jauh mengenai agama Islam. Semuanya
telah dijamin oleh Allah SWT. Tugas kita hanyalah berusaha, berdoa dan
bertawakal.
Maka
kurang lebih 3 bulan saya mempersiapkan perihal segala macam yang berkaitan
dengan kebutuhan-kebutuhan menunju Mesir sambil menunggu kepastian perizinan
orang tua tadi, karena sebenarnya teman-teman saya yang lainnya sudah
mempersiapkan segala kebutuhannya 2 minggu sebelum saya mendaftarkan diri, itu
pun menggantikan posisi ahmad yang mengundurkan diri dari program ini, entah
apa alasannya.. Baik itu Paspor yang harus saya buat ke kota tetangga, yaa karena
di Kota Bogor tidak mendapatkan kuota, seperti halnya di Kota Bandung. Untuk
mempercepat proses pembuatan Paspor dengan terpaksa dan senang hati saya pergi
ke Tasikmalaya (Bersama Gilang, Fara dan Ajeng). Pembuatan Paspor menggunakan
Uang Tabungan sendiri dengan harga 550 rb (kalo ndak salah). Dengan proses
kurang lebih 1 minggu langsung di kirim ke kota Bandung (karena saya
menggunakan jasa kantor POS). biasanya paspor akan jadi selama 3 hari kerja.
Selain itu, mengenai perizinan ke Fakultas di kampus UPI pun FPIPS harus segera
di selesaikan, termasuk ke Dirmawa dan mengajukan permohonan dana ke WR dan
Retor UPI. Hal lainnya adalah bahwa kita juga harus segera mendapatkan Visa
yang sebelumnya harus mendapatkan Calling Visa dari Ma’had Muallimil Quran
(lokasi yang akan kita tuju di Mesir) dan KBRI Indonesia yang ada di Mesir.
Harga visa kira-kira sebesar 90 US Dolar. Alhamdulillah kita mendapatkan jatah
selama 90 hari, padalah kita hanya mengajukan selama 60 hari atau 2 bulan saja,
dan Visa ini pun menggunakan uang saya, disertai uang kas Peserta Snadwich maka
menghabiskan dana 1.300.000.
16
Juli 2019 pukul 17.00 saya berangkat dari rumah menuju bandara Soekarno-Hatta,
Terminal 3 pintu ke-3, menghabiskan waktu 3 jam, sekitar pukul 20 kurang 15
menit saya sudah sampai di Bandara. Gilang menjemput saya dengan berlari,.
Keluarga saya pun langsung pulang.
Yaa
kami lanjut dengan persiapan-persiapan chek-in pesawat, nimbang berat koper
untuk di Bagasi, pertama kali masuk bandara, wkwkw, proses pengecekannya juga
mantap…. dll. Jumlah kami 31 orang,. 20 orang mahasiswa UPI (8 IPAI dan 12 PBA)
3 orang Mahasiswa PBA Universitas Malang, dan 8 orang Dosen dan Guru. Jumlah
yang banyak ini banyak menyita waktu juga, namun Alhamdulillah tepat pada
waktunya 00.40 tanggal 17 Juli 2019 kami siap Take Off Pesawat dari Jakarta
menuju Bandara Transit di Abu Dhabi. Perjalanan awal kami 8 jam, dengan
konsumsi roti dan yang kedua telur + sosis. Kami menunggu selama 4 Jam di Abu
Dhabi untuk melanjutkan perjalanan menuju Kairo. Di jadwal kami melihat 08.40,
namun terjadi keterlambatan. Perbedaan waktu Indonesia dan Abu Dhabi adalah 3
Jam.
ini peta Guys,,. Segitula perjalanan pesawat kami....
Mulai
sekarang Kita akan bicara waktu di Timur Tengah, 09.55 kita berangkat ke
Bandara Cairo, dan sampai di cairo pukul 11.55, perjalanan kami kurang lebih 2
jam. Kemudian turun lalu menunggu Koper masing-masing , lumayan Lamaaa menunggu
koper. Menunggu itu beraaaaaat ☹.
Yaaaa..
kami lanjut chek-out. Dan kami sudah di tunggu oleh pihak dari KBRI, yakni pak
Topik. Dan kami tak di cek lagi koper dll karena ada jalur khusushon.. heheheh.
Lalu
kami naik bis yang sudah disediakan, dan langsung menuju kota Giza ke Ma’had
Muallimil Quranul Kariem,. Perjalanan kurang lebih 40 menitan. Yaaa diperjalanan
kami disuguhkan oleh pemandangan padang pasir nan tandus serta
bangunan-bangunan khas Mesir,. Dan kami beli makanan Kozin yakni semacam
macaroni basah pakai daging.
Setelah
tiba di Ma’had, luar biasa suguhan dan sambutan Prof. Dawood… koper-koper kami semuanya
dibawakan oleh orang-orang yang bertugas di Ma’Had, dan setelah duduk berkumpul
kami dusuguhkan buah anggur (per orangnya 1 tangkai <saranggeuy mun ceuk
sunda> ). Waaah tak terbayang pokoknya, hehehe..
Lalu
kami menuju kamar tidur, untuk putri berada di lantai 4, putra di lantai 5, dan
para dosen guru berada di lantai 6. Sore hari kami makan dengan nasi dan daging
ayam, dan setelah Isya kami dianterin makanan Alkhubzu billaban, sesuai
Namanya yaitu Nasi pakai susu, manisssss,… sebagai temennya ada semacam kerupuk
udang gitu deh..
Kami
akan mulai pembukaan pembelajaran di Ma’had ini pada hari sabtu tanggal 20
Juli. Sehingga di tanggal 18 dan 19 Juli 2019 kami mengagendakan untuk Jelajah
Negeri Anbiya ini – Citi Tours Cairo.
Adapun
destinasi atau tujuannya di tanggal 18 Juli 2019 yaitu: ke Pyramids, sphinx,
Panorama Pyramids, Papyrus Institute, Masjid Amr bin Ash, Berziarah ke Maqam
Sayyidah Nafisah, Maqam Sayyidah Sakinah, Maqam Sayyidah Ruqoyyah, Maqam Ibnu
Sirin, Maqam Imam Asy-Syafi’I, Maqam Imam Waqi’, Maqam Imam Al-Laity, Maqam
Ibnu Hajar Al-Asqalany, Maqam sahabat Uqbah bin Amir, Maqam Rabi’ah al
Adawiyah, Junun Al-Misry, Maqam Ibnu Athoilah Assakandari, Maqam Syeikh Asrof
Arrifa’i Al husainy, Maqam Syeikh Taqiyudin, tempat berkholwat Sayyidah
Nafisah, dan Maqam Abi Zamroh.
Naaaah
tgl 18 Juli kami telah mengunjungi lokasi-lokasi yang telah disebutkan diatas.
Namun beberapa destinasi tidak kami datangi karena keterlambatan keberangkatan
yang sehaarusnya pukul 09.00, tapi 09.30 masih belum berangkat, karena apa? Yaa
perempuan yang lamaaaa, katanya sih mau memboikot untuk tidak ikut karena
ongkosnya lumayan (460 Juneh). Tapi akhirnya pada ikut semuanyaaa,, yaaa
rugi-rugi mayaaaan.. suatu kekecewaan sih karena tak bisa ke maqam rabiah al
adawiyah salah satu seorang shufi, maqam sayyidah ruqoyyah dan beberapa maqam
lainnya. Hemmmmmmmmmmmmm… lumayan lah, pertama kali ke mesir dan peratama kali
pula ke tempat-tempat bersejarah seperti itu. Yang tak habis pikir mah,
maqam-maqam para sahabat rasul, ulama-ulama dan waliyullah di sini tak seperti
di Indonesia yang lokasinya di khususkan untuk tempat ziarah dan
dibagus-baguskan bahkan numpuk sekali pengunjung yang datang, bahkan di
Indonesia ramai sekali dengan orang-orang yang berjualan dan yang meminta-minta
(pengalaman ziarah ke wali songo sama KMNU UPI, hehehe). Disini maqam biasa
saja, namun tetap dijaga sebagai perlindungan dari orang-orang jahil dan
binatang buas (terutama anjing,. mmmm disini juga banyak anjing). Yaa sih maqam
yang kami kunjungi mah rapih, bahkan ada sekalian sama masjidnya yang amat
bagus dan megah arsiteknya, karena sejarahnya nyambung sama masjid-masjid zaman
turkey utsmani. Yang menjadi ganjalan mah ketika liat maqam imam Waqi (gurunya
imam syafii). Maqamnya dipinggir jalan trus lokasi tidak terawatt, banyak lalat
dan deket sampah… hemmm ziarah jadi tidak nyaman, mungkin budaya mesir disini
tak seperti di Indonesia yang hobi
ziarah-ziarah kubur… malahan yang ramai itu tempat-tempat wisata… penyesalan selanjutnya adalah ketika kita tak
bisa masuk melihat maqam imam asyafii karena masjidnya sedang di renovasi dari
3 tahun terakhir. (posisi maqam ada di dalam masjid).
19
Juli 2019.
Hemmmm
jumat ini ternyata saya nganggur, karena tak ada kegiatan rekreasi sesuai
perencanaan awal. Yang ada hanya sebagian orang yang pergi ke kampus al azhar
untuk mengonfirmasi kegiatan KKN. (karena kita ke sini juga sekalian KKN)
heheh…. Yaaa karena saya tak punya kepentingan ke al azhar akhirnya berdiam
diri di mahad muallimil quran.
Yang
menakjubkan adalah pertama kali juga shalat jumat di mesir, heheh awal-awal
saya mendengar bacaan mujawwaz Quran dari masjid terdekat (seperti di
Indonesia). Namun yang menarik adalah ternyata di sini baca Qurannya live. Kami
di suguhkan bacaan-bacaan dengan berbagai lagam gituuuu.. hemmmm. Dan yang
sudah kita ketahui adalah bahwa khutbahnya full pakai Bahasa arab. Hahaha
iyalah karena di mesir.
naaaaaaa,.. segitu dulu deh ceritanya ya.
belum sempet ngelanjutin nih.... wkwkwk,, maklum, banyak tugas (alasaaaaaaan Guys).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar